Hingga suatu hari, anak saya pulang dari kota. Ia bawa satu botol madu, dan bilang, ‘Pak, coba ini. Namanya Madu Dukosam. Banyak yang sudah terbantu dari asam urat setelah rutin minum ini.’ Saya senyum saja, dalam hati pesimis. Tapi karena anak saya memohon, saya turuti.
Hari demi hari saya minum Madu Dukosam. Rasanya manis, ada sedikit pahit herbal, tapi saya ikhlas. Di minggu pertama, saya belum terlalu merasakan apa-apa. Tapi di minggu kedua, saya merasa lebih ringan saat bangun pagi. Sendi-sendi saya yang biasanya kaku dan sakit, mulai terasa lebih fleksibel. Saya pikir mungkin hanya kebetulan. Tapi saya teruskan minumnya.
Masuk bulan kedua, saya mulai bisa berjalan lebih lancar. Rasa sakit yang dulu selalu muncul saat malam, mulai menghilang. Saya bahkan bisa salat berdiri penuh untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun. Saya menangis. Istri saya pun ikut menangis melihat saya bisa berjalan keluar rumah tanpa tongkat.
Sekarang sudah lebih dari tiga bulan saya rutin konsumsi Madu Dukosam. Saya tidak lagi ke rumah sakit, tidak lagi bergantung pada obat kimia. Nafsu makan saya membaik, tidur pun nyenyak. Cucu saya senang karena kakeknya bisa ajak dia jalan-jalan keliling gang lagi.
Banyak orang mungkin belum tahu bahwa Madu Dukosam ini bisa jadi solusi alami untuk penderita asam urat seperti saya. Saya bukan mau promosi, saya hanya ingin berbagi. Karena saya tahu betapa menyakitkannya hidup dengan asam urat selama bertahun-tahun. Jika saya bisa pulih, saya percaya yang lain pun bisa. Jangan menyerah. Coba ikhtiar alami, siapa tahu ini jalan kesembuhan kita.